Minggu, 21 Oktober 2012

Terkadang Sepi dan Sendiri

Terima kasih Ya Allah, telah mengirimku banyak orang yang singgah di hidupku.

    Terkadang, hari demi hari yang aku lewati ini terasa sepi. Padahal ayam jantan menyapaku dipagi hari, suara knalpot menyapa disiang hari, dan jangkring menemani hingga lelapnya raga ini. Jauh dalam pikiran, apakah ini penyakit?, merasa sendiri walau dikeramaian..? semoga tidak
     Sejak aku menginjakkan kaki ditempat itu, seakan badai akan menerpa dengan waktu yang sangat lama. Awal aku berpikir seperti itu. Lambat laun aku bisa melenyapkan pikiran yang negatif itu. Orang-orang itu mampu membuatku tersenyum, DIA, sahabat. Makhluk Tuhan yang dipaketkan khusus untukku. Mencari ilmu dengan senyum yang menyungging dibibir, indah rasanya. Sifat yang berbeda-beda semakin menguatkan pondasi persahabatan. 
     Namun, dikala pondasi itu mulai retak, rasa sepi, sendiri datang menghampiri. Apa ada yang salah dengan pondasi itu..?. Mungkin ada bahan yang kurang. Bergotong royong membenahi podasi yang retak itu, kami BISA!. Terima kasih Ya Allah. Ternyata lebih dari apa yang dibayangkan, persahabatan itu sudah bagaikan keluarga. Bravo!. Tidak ada kata sia-sia.
     Waktu dan keadaan sepertinya ikut andil dalam persahabatan ini, tetap dalam daerah yang sama, namun menghabiskan waktu ditempat yang berbeda-beda.
     Aku mulai merasa sendiri lagi, beradaptasi mulai dari nol. Menyesuaikan segalanya dengan lingkungan baru. Namun, susah sekali. Berpikir, mungkin berlakon seperti pelawak akan mempermudah segalanya. Ternyata salah. Dianggap yang paling tahu akan segalanya, membuat aku seperti dijatuhi batu raksasa. Apa aku salah berucap..? Hey It's me. Haruskah aku berdoa agar ada cermin jatuh dari langit, agar semua tahu siapa kita sebenarnya ini. 
    Berpikir lagi, apakah aku pernah memproklamirkan bahwa aku orang yang paling hebat didunia..?. Tak ada jawaban. Sudahlah. Hanya Allah yang tahu semua karena Dia Yang Maha Mengetahui.
       Sayang, earphone dan HP benda mati. Andai earphone dan HP bisa berbicara dan mendengarkan, Aku berterima kasih kepada mereka karena telah menemani detik-detik yang sepi ini. Tapi semua itu memang pemberian Allah yang luar biasa. Telah aku temukan, obat dikala sepi hanya satu, just one, it's Allah SWT.
        
Power Point Bernavigasi (III. OSIS)

Zulfi Nazalia Irsyada 
XI BAHASA (22)